Senin, 31 Maret 2014
Bagaimana Caranya Percaya?
Bacaan : Yohanes 4 : 43 – 54
Pujian : KJ 280
Nats : “…. Jika kamu tidak melihat tanda dan mujizat, kamu tidak percaya” [ayat 48]
Apa yang terlintas di dalam pikiran kita jika kita mengetahui bahwa kita bisa hidup 5 tahun lagi? Ya, kalau kita bisa menawar, mbok ya Tuhan ijinkan kita hidup lebih dari 5 tahun lagi, 10 tahun atau 15 tahun lagi, syukur boleh 50 tahun lagi dengan penuh kesehatan, kebaikan, dan sukacita. Ya, tawar-menawar semacam ini menjadi cerminan bahwa kadang kita merasa cemas dengan kejadian-kejadian yang kita alami. Sama cemasnya seorang pegawai istana yang mengetahui bawa sebentar lagi anaknya akan mati. Tetapi pegawai istana itu bisa terlepas dari cemasnya ketika ia percaya kepada Tuhan. Bagaimanakah caranya percaya penuh dan beriman kepada Allah yang pasti memberikan pertolongan atas kesulitan kita?
Ada kalanya kita mengalami situasi yang seolah-olah tidak bisa kita atasi dalam kehidupan kita. Mungkin rasanya sama dengan ciutnya nyali seorang pegawai istana yang anaknya hampir mati. Tetapi ia tidak tinggal diam dan meratapi sedihnya. Ia mendengar bahwa ada Tuhan Yesus di sekitarnya (ay. 47). Ia datang kepada-Nya dan mengatakan kesedihan hatinya (ay. 49). Ia meminta pertolongan Tuhan Yesus. Ia percaya kepada-Nya, ketika Dia mengatakan “Pergilah, anakmu hidup” (ay. 50). Ia pun bersedia melakukan perintah Tuhan Yesus untuk pergi dengan penuh percaya bahwa anaknya hidup (ay. 51). Inilah caranya supaya kita bisa melihat tanda dan mujizat dalam kehidupan kita ketika kita diperhadapkan pada situasi sulit.
Kita tidak bisa hanya berdiam diri meratapi kesulitan hidup kita. Kita juga tidak bisa bertemu secara fisik dengan Tuhan Yesus yang sudah menolong pegawai istana pada masa itu. Tetapi bukankah kita punya Allah yang hidup dalam jiwa kita? Kita bisa datang kepada-Nya melalui doa kita, mengatakan segala pergumulan kita, meminta pertolongan Tuhan Yesus, dan melakukan perintah-Nya dengan tidak berhenti berusaha dan senantiasa tekun belajar tentang firman Tuhan. Jika kita percaya, maka kita akan mendapatkan tanda dan mujizat. Tanda dan mujizat itu mungkin tidak sesuai dengan harapan kita. Tetapi pasti itulah yang terbaik bagi hidup kita. [dee]
“Iman hidup dengan perjuangan, bukan hanya dengan kidungan.” (Madame de Stael)
Senin, 24 Maret 2014
Selasa, 18 Maret 2014
Langganan:
Postingan (Atom)